LANGSA – Wali
Kota Langsa, Usman Abdullah SE mengatakan, tanggul pemecah ombak yang
terbuat dari goni (sandbox) di Desa Telaga Tujoh Pusong telah rusak.
Bahkan, pada beberapa titik sudah membentuk alur karena digerus air
laut. Karena itu, ia berharap agar proyek tanggul Pusong itu bisa
dierbaiki dan dilanjutkan lagioleh Pemerintah Provinsi Aceh.
“Saya
sudah menjelaskan pada masyarakat Pusong bahwa pekerjaan membangun
tanggul pemecah ombak itu membutuhkan dana besar dan harus ditangani
oleh Pemprov Aceh,”ujar Usman Abdullah kepada Serambi Minggu (30/11).
Wali
Kota Langsa itu mengatakan, pihaknya sangat respon terhadap aspirasi
masyarakat yang meminta tambahan tanggul pusong yang dibangun dengan
batu gunung. Karena, jika dibangun dengan tumpukan sandbox akan cepat
rusak.
Namun, untuk membangun proyek dengan nilai puluhan miliaran
rupiah itu tentu tidak bisa dianggarkan di APBK Kota Langsa. “Kami
berharap agar Pemerintah Aceh bisa menanggulangi tanggul Pusong hingga
kawasan itu bebas dari ancaman abrasi,” demikian Wali Kota Langsa.
Sebelumnya
diberitakan, proyek tanggul pemecah ombak yang terbuat dari goni yang
diisi pasir (sandbox) di Desa Telaga Tujuh, Kecamatan Langsa Barat, Kota
Langsa yang dilaporkan telah rusak, karena goni pasir itu telah lapuk
dan robek. Karena itu, dikhawatirkan tanggul pengaman pantai itu akan
terus rusak, karena goni pembungkus pasir itu telah lapuk.
Amatan
Serambi, tanggul sandbox yang dibangun sebagai bahan penahan hempasan
gelombang Laut itu banyak yang telah koyak. Pasir juga sudah ada yang
tumpah. Kondisi kerusakan juga sudah membuat lobang kecil yang
berpotensi digerus air laut. Bahkan, titik sambungan sudah ada yang
ambruk ke laut.
Sementara itu, Keuchik Telaga Tujuh, Kamaruzzaman
mengatakan, kondisi kerusakan tanggul sandbox sudah mulai berdampak
luas. Katanya, kerusakan tanggul itu sudah sangat mengkawatirkan. “Kami
khawatir sekali, karena titik bocornya sudah menyerupai alur,” katanya.
Menurutnya,
selain telah mengancam pemukiman penduduk, kini juga masjid juga telah
telah digerus abrasi. “Yang kami takutkan, abrasi pantai akan mengerus
pemukiman penduduk, bahkan kini masjid juga sudah terancam terkena
abrasi,”ujar Keuchik Kamaruzzaman.
Karena itu, Keuchik
Kamaruzzaman berharap agar Pemerintah Aceh bisa segera memperbaiki
kerusakan tersebut. “Kami juga berharap, jika proyek tanggul itu
dibangun kembali agar dibangun secara permanen, sehingga bisa bertahan
lama,”pinta Kamaruzzaman.